Rabu, 04 September 2013

HAH...ANAK-ANAK KEPUTIHAN? WASPADALAH!!


SI kecil keputihan? Kok bisa? Jangan panik dulu, karena keputihan memang tidak mengenal usia. Bisa menyerang bayi, balita, anak-anak hingga perempuan dewasa. Penyebabnya bermacam-macam pula, mulai dari jamur sampai indikasi penyakit yang lebih parah. Bisa berbahaya, bisa juga tidak. 

Pada Anak Perempuan dapat terjadi meskipun belum mendapatkan menstruasi. Gejala Keputihan tersebut menjadi petunjuk adanya suatu infeksi di saluran kemih maupun sekitar vagina Anak Perempuan anda. keadaan vagina anak perempuan yang higiene, faktor tubuh yang terlalu gemuk sehingga menyebabkan lipatan di daerah sela paha. Apabila lipatan ini tidak terjaga kebersihannya, jarang mengganti celana yang basah karena keringat, kebiasaan menggaruk daerah tersebut dan sebagainya dapat menyebabkan Infeksi tersebut. Penggunaan pantyliner boleh saja, namun yang terpenting adalah bagaimana mengajarkan kebersihan/higiene di daerah tersebut.

Pada dasarnya, keputihan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu keputihan Fisiologi (normal) misalnya karena perkembangan alat kelamin dan keputihan Patalogis.  Jenis kedualah (patologis) yang perlu diwaspadai, karena bisa disebabkan oleh jamur, alergi, bakteri, parasit, cacing, infeksi, dll. Bahkan ada penyebab ekstrem seperti rasa ingin tahu balita dengan memasukkan benda ke daerah kemaluan.


Ciri & Penyebab
Bagaimana cara membedakan jenis keputihan fisiologi dan patalogis? Secara umum dapat dibedakan dari warna, bau, jumlah cairan, dan kekentalan. Keputihan fisiologi biasanya berwarna putih jernih. Sedangkan jenis patalogis bisa putih susu, kuning, kehijauan, cokelat, bahkan kemerahan dan bau. Ciri lainnya, jumlah cairan patalogis cenderung banyak dengan kekentalan bervariasi.

Penyebab keputihan pada bayi, balita, dan anak-anak bisa sangat beragam. Secara spesifik bisa dijelaskan bahwa jamur, bakteri, dan sejenisnya senang tumbuh di tempat lembab. Karena itu, orangtua perlu menjaga agar celana dalam anak tetap kering dan bersih. Gunakan bahan yang menyerap keringat, dan sering-seringlah mengganti. Pada anak-anak, setidaknya dua sampai tiga kali sehari.

Selain kelembaban, orangtua juga perlu mewaspadai kebersihan dan faktor alergi. Kebersihan di sini terkait bagaimana cara membersihkan pantat seusai buang air besar. Untuk bayi, gerakan membersihkan harus dari arah vagina ke pantat, bukan sebaliknya. Ini untuk menghindari kemungkinan penyebaran kuman BAB ke daerah kemaluan. Sebaiknya, saat membersihkan menggunakan air mengalir dan jangan lupa dikeringkan.

Faktor alergi juga perlu diwaspadai karena bisa menjadi pencetus infeksi. Penyebabnya juga beragam, antara lain bisa terjadi karena penggunaan bedak tabur dan juga sabun yang menggunakan pewangi. Saat ini banyak dokter tidak menyarankan penggunaan bedak tabur pada bayi. Andai digunakan, ditekankan untuk hati-hati dan menghindari daerah kemaluan karena bisa memicu alergi bahkan infeksi jika masuk ke daerah kemaluan si kecil. 

Untuk wewangian, bayi dan anak-anak tertentu memiliki sensitivitas tinggi. Jika demikian, disarankan untuk menggunakan sabun tanpa pewangi dengan ph balance. Hindari pula duduk disembarang tempat seperti tanah dan tempat-tempat yang lembab. Keputihan juga bisa dipicu cacing kremi. Perhatikan pula usai berenang agar segera membilas diri dan membersihkan daerah kemaluan anak dengan benar.

Dengan mengetahui penyebab, jenis, dan ciri-ciri keputihan, orangtua bisa lebih memahami, menghindari dan waspada jika menemukan gejala keputihan patalogis pada sang buah hati. Bila terlihat mengarah pada jenis patalogis, segera bawa ke dokter agar infeksi tidak menjalar kemana-mana. Dokter akan melakukan penanganan yang tepat. Namun sangat optimal jika diberikan terapi dari pelebahan karena akan mengatasi permasalah keputihan secara tuntas dan aman.


Kesimpulan:
·         Gangguan Keputihan Pada Anak Perempuan juga bisa terjadi pada bayi,
·         Keputihan pada anak perempuan terjadi karena infeksi,
·         Keputihan pada anak diatasi dengan menjaga kebersihan vagina. Jika anak habis buang air di toilet umum, sesampainya di rumah, langsung cuci organ intimnya dengan sabun ph blance untuk mencegah penyebaran bakteri yang ada di toilet umum.
Caranya:
1.    Cuci tangan Anda sebelum membasuh kelamin anak. Kondisi tangan yang kotor saat membasuh kelamin anak akan berpotensi menularkan bakteri pada organ intimnya. Kalau anak tengah belajar membasuh kelamin, biarkan ia lakukan sendiri. Tapi setelah itu, periksa dengan seksama apakah hasilnya bersih atau tidak.
2.    Basuh dengan seksama, jangan asal-asalan.
3.    Dikeringkan dengan handuk/ tisu agar kondisi organ intim anak tetap kering dan tidak lembab.
4.    Sehari sekali, cuci organ intim anak dengan sabun ph balance. 

**Apakah anda pernah mencoba untuk mengecek dan memperhatikan daerah kewanitaan anak Anda? jika belum, segera lakukan. Salam Sehat.**

Bagaimana jika anak Anda mengalami keputihan? Cek Testimoninya di: 
http://miraclealwayshappens.blogspot.com/2013/09/keputihan-anak-2-tahun-2-dua-tahun.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar